Mengelola atau
pengelolaan Sumber Daya Manusia pada suatu perusahaan, tidak dapat
disamakan seratus persen dengan pengelolaan kepersonaliaan yang selama
ini dilakukan oleh banyak perusahaan.Bidang kepersonaliaan biasanya
lebih mengarah pada pengelolaan administrasi kepegawaian,penggajian dan
hubungan industrial (day to day operation). Kegiatan ini mempunyai
tingkat rutinitas yang tinggi dan kurang ada tantangan bagi para
pengelolanya, dalam artian para pengelola terjebak pada pola yang sudah
ada.
Namun
demikian saat ini banyak perusahaan lebih cenderung memberikan nama
Sumber Daya Manusia untuk bidang yang hanya berkaitan dengan
kepersonaliaan, walaupun hal ini bukan hal yang penting namun dalam
kegiatannya manajemen yang berkaitan dengan SDM cakupannya lebih luas.
Akibatnya banyak kritikan yang ditujukan kepada Departemen SDM karena
seringnya terjadi kurang relevansi antara pengelolaan SDM dengan
strategi Perusahaan. Hal ini juga yang membuat Departemen SDM sering
dipandang sebelah mata oleh Departemen lain di lingkungan Perusahaan.
Istilah
yang digunakan selain Sumber Daya Manusia ada juga istilah dengan
sebutan modal insani (human Capital) atau ada juga yang menyebutkan
Sumber Daya Insani, kecenderungan penggunaan istilah-istilah itu adalah
karena pola pemikiran dari masing-masing pengelolanya.Tetapi inti dari
semuanya adalah keinginan para pengelola SDM untuk mampu meningkatkan
kinerja SDM, yang nantinya berujung pada perusahaan agar tetap
kompetitif.
Pada
saat ini kompetisi antar perusahaan semakin kompetitif sehingga
perusahaan yang mempunyai strategi terbaiklah yang tetap survive. Setiap
langkah perusahaan untuk mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru
oleh perusahaan lain sehingga tidak dapat dipertahankan lagi menjadi
keunggulan kompetitif secara terus menerus. Tetapi sebaliknya SDM
merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi
yang dimiliki berupa intelektual,sifat,keterampilan,karakter personal
serta proses intelektual dan kognitif tidak dapat ditiru oleh perusahaan
lain.
Mengelola
SDM perusahaan pada hakekatnya adalah kegiatan perusahaan dalam
mengelola para pegawainya (SDM) mulai dari saat direkrut sampai pegawai
memasuki masa pensiun dari perusahaan. Kegiatan ini tentu saja akan
berjalan terus menerus secara berkesinambungan. Untuk itu hal yang
paling utama dari kegiatan ini adalah membuat pola/rancangan pengelolaan
SDM, yaitu dimana seluruh aspek/bidang SDM harus dibuat terpadu atau
setiap aspek merupakan komponen yang tak terpisahkan. Pola/rancangan
setiap perusahaan tentu saja berbeda-beda tergantung dari tujuan atau
Visi misi Perusahaan. Selanjutnya pola/rancangan yang telah dibuat dapat
diimplementasikan dan dapat diterima oleh stackeholder.
Tantangan dalam Pengelolaan SDM
Bagaimana
sebuah perusahaan dapat bertahan (survive) ditengah-tengah kondisi
ekonomi seperti saat ini dimana ,pertumbuhan ekonomi rendah, disertai
nilai inflasi tinggi kedua faktor ini ternyata tidak sesuai dengan
target pemerintah. Kedua kondisi tersebut tentu saja akan membuat daya
beli masyarakat akan terganggu juga.
Bagi
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan daya beli masyarakat tentu
saja akan merasakan dampaknya secara signifikan. Agar dapat bertahan
dalam berkompetisi, setiap perusahaan akan merumuskan kembali strategi
yang sudah dibuat. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan agar dapat
mencapai keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) adalah dengan
melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang akurat dan tepat sasaran.
Namun
untuk menncapai itu, tentu saja akan mendapat/menghadapi berbagai
tantangan. Tantangan yang dihadapi tidak saja dari lapis menengah dan
atas tapi juga dari lapis terbawah pada organisasi perusahaan. Ada
beberapa tantangan yang selama ini sering terjadi pada perusahaan, yaitu
:
Pertama, bagaimana upaya untuk menetralisir asumsi-asumsi (premises) keliru tentang SDM yang dipegang oleh manajemen. Empat asumsi keliru dalam pengelolaan SDM di banyak organisasi adalah :
· Siapapun manajernya, Pengelolaan SDM dapat berjalan dengan sendirinya;
· Sumber Daya Manusia adalah tidak begitu penting;
· Pengendalian adalah segalanya
· Setiap masalah mempunyai suatu solusi.
Kedua bagaimana
mensosialisasikan Pengelolaan SDM kepada seluruh lapisan organisasi,
agar dapat dimengerti/difahami yang selanjutnya semua dapat menerima.
Ini semua dipengaruhi oleh struktur,size,diversitas dan alokasi wewenang organisasional.
Ketiga,menyangkut
pencapaian komitmen karyawan. Penciptaan komitmen ratusan atau ribuan
individu dalam suatu perusahaan,agar mereka bersedia “mengeluarkan”
energi untuk mencapai tujuan organisasi,adalah sangat sulit. Tujuan
perusahaan biasanya bersifat jangka panjang dan bersifat umum,seperti
pertumbuhan atau keuntungan. Padahal,para karyawan memfokuskan pada
horison waktu jangka pendek untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka
(misal,gaji,kondisi kerja,promosi dan perlakuan adil). Penciptaan
hubungan antara rangkaian tujuan-tujuan tersebut tidak mudah.
Keempat,upaya
mengimplementasikan konsep Pengelolaan SDM, hal ini bersumber pada
kenyataan bahwa banyak konsep atau teori dibidang Pengelolaan SDM yang
tidak hanya berbeda,tetapi sering bertentangan (contradictory)
Kelima,mungkin
tantangan terpenting dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, adalah
fleksibelitas: Fleksibelitas untuk melakukan adaptasi dan adjusmentspainful.
Fleksibilitas untuk berubah ini harus dipunyai bukan karena kita ingin
memilikinya,tetapi karena kita harus melakukannya,sebagai adaptasi
terhadap berbagai perubahan lingkungan,seperti perubahan
pelanggan,perubahan sumber dan komposisi personalia,perubahan teknologi,
dan perubahan sosial budaya. Dilema kita adalah personalia
organisasi,bahkan staf profesional SDM, sering menunjukkan penolakan
terhadap perubahan (resistance to change),membuat orgnisasi tidak
fleksibel ketika kita harus mengubah terhadap lingkungan yang berubah
secara cepat dan semakin turbulen;fleksibilitas untuk mencoba berbagai
konsep SDM baru; dan,fleksibilitas untuk menerima dan menimplementasikan
perubahan-perubahan mendasar, yang kadang-kadang the way we do things.
0 komentar:
Posting Komentar