LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan hal penting dalam
sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan,
memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan
manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi
dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau
yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari
perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan. Merchant (1998)
mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan
pengendalian manajemen, perilaku berpengaruh dalam desain system
pengendalian manajemen untuk membantu, mengendalikan, memotivasi
manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Sistem pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang
saling berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat
membantu manajer dalam mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku
dalam pencapaian tujuan organisasi yang diharapkan pada dasar yang
berkesinambungan (Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk membentuk suatu
kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara
unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik
akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja
di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi.
Organisasi sebagai sarana dimana
manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui
pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert Bonnington,
1973). Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:
- Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
- Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
- Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
- Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
- Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
- Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
- Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
- Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
The Controlling Style
controlling style communication ditandai
dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu
arah atau one-way communications.
Pihak – pihak yang memakai controlling
style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman
pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak
mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka
tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik,
kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk
kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak
khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha
menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi
pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator
satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama
namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai
untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif
sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang
negatif pula.
The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi
ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap
anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai
kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini
ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication
ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara
lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah
orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan
membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi
maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan
memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif
dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk
mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya
komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi
informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini,
memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna
memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih
memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan
jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa
pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang
mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan
organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki
kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).
The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan
kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain,
daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
- The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini
digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada
keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan
antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Proses Komunikasi:
Arus pesan yang terjadi dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependen relationship). Pesan dibuat dan di pertukarkan sebagai respon terhadap tujuan, kebijakan, dan tujuan spesifik organisasi.
Proses Komunikasi Dasar
Griffin (2003) membahas komunikasi
organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu
bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi Adapun
prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:
- kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
- rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
- divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
- tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
- disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
- mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor
pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai
komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari
inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus
terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde
untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami
informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan
informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur
hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan
(free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan
pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi
dari pada aturan-aturan.
- Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses: penentuan (enachment), seleksi (selection), penyimpanan (retention)
- Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
- Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para
teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang
dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu
organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari
anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak
hanya mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan
atau memperkuat cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari
para karyawan, karena aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling
membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini mengkaji cara
individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan
tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi
seperangkat pemahaman.
Pendekatan kritik.
Stan Deetz, salah
seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa
kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek
lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh
keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan
organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah
medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.
Peranan dalam jaringan kerja komunikasi
1. Anggota Klik / Group
Kelompok individu yang seringkali
melakukan kontak dengan anggota yang lain.Syarat keanggotaan klik :
individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lain, bahkan
dengan cara tidak langsung. Klik juga terdiri dari individu yang keadaan
skelilingnya memungkinkan kontak antar individu, yang satu sama lain
saling menyukai dan merasa puas dengan kontak tersebut.
2. Penyendiri / Isolates
Adalah mereka yang hanya melakukan
sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok
yang lain. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri bila
berurusan dengan kehidupan pribadi pegawainya.
- Karakteristik penyendiri / Isolates :
- Lebih berorientasi diri sendiri, kurang motivasi dan upaya untuk maju serta rendahnya keinginan untuk berinteraksi.
- Kurang pengalaman dalam sistem, rata-rata lebih muda, dan tidak memiliki power dalam organisasi.
- Lebih banyak menyimpan informasi daripada mengalirkannya.
- Menganggap komunikasi sebagai sistem tertutup dan tidak nyaman berada dalam sistem.
- Tidak banyak tahu anggota grup dibanding lainnya dan cenderung menyimpan informasi yang relevan untuk kepentingan grupnya sendiri
Adalah seorang anggota klik yang memiliki
sejumlah kontak yang menonjol dalam hubungan antara kelompok, juga
menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan berlaku
sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai dalam organisasi.
Sebuah jembatan juga rentan terhadap semua kondisi yang menyebabkan
kehilangan, kerusakan dan penyimpangan informasi.
4. Penghubung / Liaisons
Adalah orang yang menghubungkan dua klik
atau lebih, tetapi dia bukan anggota salah satu kelompok yang
dihubungkan tersebut. Penghubung memegang peranan penting bagi
berfungsinya oranisasi secara efektif.Penghubung dapat melancarkan
maupun menghambat aliran informasi.
Karakteristik Liaisons :
- Memiliki kedudukan tinggi dan penting terhadap organisasi, berpengaruh banyak, berintegrasi dan berkoordinasi dengan berbagai grup untuk memperbaiki posisinya.
- Berinteraksi cukup lama dengan organisasi, tahu sistem dan lebih terbuka dibanding isolates.
- Dianggap penting dan memiliki kemampuan karena peranan interaksinya
Adalah orang yang secara strategis
ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengendalian atas pesan
yang disebarkan melalui sistem tersebut. Kegiatan penjaga gawang:
mengaitkan-menyimpan-merentangkan-mengendalikan.
6. Pemimpin Pendapat / Opinion Leader
Adalah orang tanpa jabatan formal dalam
semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi
orang-orang dalam keputusan mereka. Kalangan ini sangat dipercayai orang
lain untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit
Menghubungkan anggota organisasi dengan
orang-orang dan peristiwa di luar batas-batas struktur organisasi.
Anggota organisasi yang banyak bepergian, aktif di asosiasi
internasional maupun aktif membaca jurnal terbitan regional, nasional
dan internasional.
Komunikasi Ke Bawah
Informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi ke otoritas lebih rendah. Informasi dari atasan ke bawahan :
ü Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
ü Informasi tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
ü Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi.
ü Informasi tentang kinerja pegawai.
ü Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)
Komunikasi ke Atas
Adalah komunikasi yang mengalir dari
tingkat yg lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi
(penyelia), biasanya berbentuk pertanyaan, feedback, saran / usulan.
Pentingnya komunikasi ke atas :
- Memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.
- Memberitahu penyelia kapan bawahan siap menerima informasi.
- Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka.
- Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan.
- Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
- Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
Yang harus dikomunikasikan ke atas :
ü Memberitahu apa yang dilakukan bawahan (pekerjaan, prestasi, kemajuan, rencana di masa datang).
ü Menjelaskan persoalan kerja yang belum terpecahkan oleh bawahan.
ü Memberi saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka.
ü Mengungkapkan pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan, rekan kerja dan organisasi mereka.
PROSES KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat
Dimensi Komunikasi organisasi
1) Downward communication Yaitu
komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi
dari atas ke bawah ini adalah:
a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
a) Metode tulisan
b) Metode lisan
c) Metode tulisan diikuti lisan
d) Metode lisan diikuti tulisan
2) Upward communication Yaitu
komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit
dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi
yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma
(1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat
sulit:
a) Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
b) Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai
c) Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
d) Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai
3) Horizontal communication Yaitu
komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini
adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama
4) Interline communication Yaitu
tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi
lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan
dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya
yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
0 komentar:
Posting Komentar